Michael Branch, seorang profesor sastra dan lingkungan di University of Nevada mengatakan, meskipun tidak ada hewan hibrida seperti itu namun legenda itu memiliki unsur kebenaran.
"Ini adalah makhluk mitologis tapi itu memang memiliki hubungan nyata dengan kelinci bertanduk di alam yang terserang virus papiloma," katanya kepada Live Science, Minggu (5/12/2021).
Kelinci tidak menumbuhkan tanduk secara alami tapi virus papiloma kelinci bisa membuat mereka melakukannya. Papillomavirus umum di banyak spesies, dan setiap jenis biasanya menginfeksi anggota spesies inang tertentu, contoh utama adalah human papillomavirus atau HPV, kata Branch.
Ketika virus papiloma kelinci menginfeksi kelinci, dapat menyebabkan tumbuhnya tumor jinak di wajah atau kepalanya yang terkadang menyerupai tanduk. Kadang-kadang, tumor terbuat dari keratin, protein yang sama yang membentuk kuku dan rambut.
Menurut Branch, tumor bisa menjadi ganas pada beberapa kelinci. Namun, pertumbuhan ini tidak selalu terlihat seperti tanduk. Mereka sering hitam dan asimetris, dan hampir tidak megah seperti tanduk jackalope.
"Ini cukup aneh, tergantung seberapa parah penyakitnya pada kelinci, itu bisa terlihat sangat mengerikan," ujar Branch.
Pada tahun 1933, seorang ahli virologi Amerika bernama Richard Shope menemukan bahwa papillomavirus kelinci, tak lama kemudian dinamai Shope papillomavirus, menyebabkan kelinci yang terinfeksi menumbuhkan ciri-ciri yang menyerupai tanduk, menurut sebuah studi tahun 2015 di jurnal PLOS One.
Sampai saat itu, sebagian besar ilmuwan tidak percaya bahwa virus dapat menyebabkan kanker. Ada beberapa bukti bahwa virus dapat menyebabkan kanker pada burung. Tetapi para peneliti skeptis, dan tentu saja tidak berpikir bahwa itu bisa terjadi pada mamalia, kata Branch.
Tidak semua kelinci yang terinfeksi virus papiloma Shope tumbuh cula, sama seperti tidak semua manusia dengan HPV berkembang menjadi kanker. Namun pada kelinci yang terkena penyakit ini seringkali berakibat fatal. "Tanduk dapat mengganggu kemampuan hewan untuk makan, dan mereka mungkin mati kelaparan," kata Branch.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.